Kawan, terima kasih sudah mau mampir di sini. Kalau sudah baca postingannya jangan lupa kasih kritik maupun saran buat blog ini dalam bentuk komentar, atau meninggalkan pesan di SINI. Kritik dan saran Kawan sangat aku butuhkan untuk menjadikan blog ini lebih baik lagi. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir.

Posted by : Unknown Minggu, 15 Juni 2014


"Sayangnya aku bukanlah seorang pujangga yang pandai dalam berkata."
Aku bingung. Kenapa rasa egois itu kembali muncul lagi dalam pikiran ini. Setelah beberapa waktu lalu aku mulai bisa untuk menerima. Bukan tragedi memang, hanya sebuah bagian dari perjalananku. Batu sandungan, kerikil, atau belokan-belokan tajam yang ada dihadapan untuk dilalui.
Aku ingin ini, itu, kamu, dia, mereka. Aku ingin kita. Kita dalam sebuah laju yang aku inginkan. Ya, aku menginginkannya, itulah sebuah keegoisanku yang muncul dalam diri ini.
Mengenai hal ini, aku teringat dengan ucapanku sendiri. Mungkin inilah akibat dari apa yang aku lakukan. Sekarang, memang terbukti benar kalimat peribahasa ‘mulutmu, harimaumu’. Sekarang aku seolah diterkam oleh tajamnya taring dari mulut harimauku sendiri.
Kejayaan masa lalu. Ini bukan mengenai materi pelajaran sejarah. Bahkan kejayaan ini mungkin bersifat semu. Dan kesemuan itu bersifat sementara pula. Mungkin lebih baik berlangsung sementara dari pada selamanya dalam kesemuan. Jalan hidup memang terasa unik sekali. Memberi petunjuk bahwa aku harus belajar lagi.
Tuhan memang belum memberikan kesempatan kepadaku. Tapi, khusus untuk hal ini. Atau mungkin aku yang saah menafsirkan atau menarik makna Tuhan. Lalu, aku ini harus bagaimana?
Memang belum ada yang benar-benar terbaik untukku. Semua masih dalam angan dan doa. Dan aku yakin Tuhan beri yang terbaik untukku.
Teruntuk, kawanku, sahabatku, dan seseorang dalam hidupku.
*Think positif, Brother

Mr. R

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © My Life, My Story, My World -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -