Kawan, terima kasih sudah mau mampir di sini. Kalau sudah baca postingannya jangan lupa kasih kritik maupun saran buat blog ini dalam bentuk komentar, atau meninggalkan pesan di SINI. Kritik dan saran Kawan sangat aku butuhkan untuk menjadikan blog ini lebih baik lagi. Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk mampir.
- Back to Home »
- sekadar cerita »
- Aku Percaya Itu
Posted by : Unknown
Sabtu, 14 Juni 2014
Alhamdulillah, hari ini merupakan tepat empat bulan blog ini
ada di dunia maya. Rasanya itu, pasti seneng sekali. Meski memang masih dibilang
seumur jagung sekali. Belum ada apa-apanya lah pokoknya. Tapi, postingan ini ga
bahas masalah memperingati empat bulanan kok *hehe.
Dari judulnya aja menurutku udah ngga mathuk *cocok. Ga
ada hubungannya sama blog ini. Aku cuma mau cerita aja masalah ku hari ini. Dan,
masih berhubungan dengan yang disingkat UKK atau USB.
Kalau dalam peribahasa mungkin kalimat ‘keluar lubang satu,
masuk ke lubang lainnya’ yang tepat diucapkan untuk memberikan kiasan. Gimana engga,
tragedi remidi masal kembali terjadi, setelah terakhir terjadi pada semester
ganjil dulu. Ya, kalau semester ganjil terjadi remidi masal pelajaran kimia. Tak
tanggung-tanggung, dari 5 kelas IPA yang ada, cuma lima orang saja yang lolos
dari lubang perbaikan. Dan, aku termasuk orang yang harus melakukan perbaikan. Huh.
Kejadian itu menjadi kekhawatiran semester genap ini.
Pertama mendengar berita mengenai pelajaran kimia, kami warga
IPA terkaget dengan nilai tertinggi adalah 78. Itu artinya malah semua siswa
IPA harus melakukan perbaikan. Karena nilai minimal yang dipatok adalah 80. Kaget
kan? Shok berat pastinya. Padahal menurutku, juga mayoritas teman, soal kimia
semester genap terbilang cukup mudah. Tapi malah hasil jeblok se-jeblok-jebloknya.
Kecewa pastinya. Namun ketika aku meminta konfirmasi kepada guru pembimbing, ternyata
kunci jawaban akan dikoreksi ulang. Syukur alhamdulillah, emang bener dugaanku,
kalau kunci jawabannya emang salah. Alhasil aku mendapatkan nilai yang cukup
memuaskan dan terhindar dari lubang remidi.
Oke, ceritanya aku berhasil terhindar dari lubang remidi
kimia, yang notabenenya sangat dikhawatirkan temen-temen. TAPI. Ada tapinya
nih. Aku dan kawan lainnya masuk lubang remidi masal Seni Budaya. Tapi kali ini
ga semua 5 kelas IPA. Cuma IPA 1 dan IPA 2. Hal ini dikarenakan berbedanya guru
pengampu mata pelajaran Seni Budaya tersebut. Aarrghh. Dari kelas IPA 1 cuma ada
satu yang lolos dari lubang remidi, yaitu M. Thoriqur Rohman, sedangkan
tetangga kelas, XI-IPA 2 semua siswanya harus menjalani perbaikan.
‘Keluar lubang satu, masuk ke lubang lainnya’
Itulah cerita Allah. Aku percaya cerita Allah pasti indah
pada akhirnya. Cobaan pasti selalu ada. Bukan hanya cobaan, namun juga pelajaran.
Bukan pelajaran biasa, namun pelajaran berharga. Bukan pelajaran berharga, tapi
pelajaran sekolah *mulai ga jelas.
Mr. R