Kamis, 22 Mei 2014
Manismu semanis rembulan dikala bulat sempurna.
Baktimu tiada tara dan tiada bandingan.
Sikapmu unik, aneh, sulit sekali untuk ditebak.
Ya, kau yang kusebut orang yang berinisial.
Aku sungguh mengagumimu. Sejak aku mengenalmu, sejak aku
mulai mengetahui tentang dirimu. Tidak langsung memang, tapi butuh beberapa
waktu untuk berhasil mulai mengambil perhatianku.
Tapi kini? Ketika sebuah pertanda yang ada dalam diriku
semakin memuncak. Mulut tak sanggup membendung kalimat-kalimat frontal dari dalam
diri ini. Sampai-sampai kau muncul dalam bunga tidurku. Dan hal itu menyisakan
sebuah cerita dalam pikiran. Tak bisa memang jika aku memiliki cerita sendiri. Ya,
akupun bercerita.
Kini kau seolah berubah. Atau jangan-jangan ini sikapmu
sebenarnya, tabiatmu sehari-hari. Aku harap tak ada yang benar dengan anggapan
atau dugaanku ini.
Membaca kalimat yang pernah kau buat, aku merasa jika kau
mengetahui tentang sebenarnya. Itukah yang membuatmu berubah? Atau jangan-jangan
ada mulut-mulut ketiga yang menjadi pengacau, atau bahkan mulut keempat, kelima,
dan keenam? Bisa jadi.
Aku hanya ingin kau tahu. Bahwa aku mengagumimu. Aku takut
jika kau khawatir dengan keadaanku seperti ini. Sungguh, yang ada dalam
pikiranmu salah. Aku tahu jalan mana yang harus ku lewati. Dan aku pikir itu
benar dan baik, untukku, untuk mu, dan untuk kita. Aku ingin keadaan kembali
seperti semula. Seperti sedia kala.
Untuk kawan. Kau yang berinisial ‘12’
Mr. R
